Es Di Bulan Tidak Mencair
2018 yang lalu, astronom NASA berhasil menemukan adanya ES di bulan untuk pertama kalinya. Air ES ini ada dibawah kawah hitam pekat pada kutub utara dan kutub selatan bulan, es tu tersegel didalam bayanagn abadi, dan sepertinya sudah cukup lama berada disana tanpa tersentuh matahari sekalipun, dan diperkirakan sudah mencapai jutaan tahun lamanya disana.
Kawah kutub utara dan selatan di bulan ini memang tidak terpapar matahari secara langung, namun tetap saja masih terkena angin atau hawa panas dari matahari atau biasa disebut angin matahari, yang memiliki gelombang partiker dengan muatan yang tersembur keluar langsung dari matahari dengan kecepatan yang mencapai ratusan mill per detiknya. Seorang penelitu dari University of Hawaii, Paul Lucey mengatakan bahwa angin yang terionisasi gelombang dari matahari ini memiliki sifat yang erosif dan seharusnya mampu menghancurkan atau mencairkan es bulan sejak lama sekali.
“Tidak seperti bumi, bulan tidak lagi memiliki perisai magnet untuk melindunginya dari beban partikel bermuatan ini,” ujar dia seperti dikutip dari Space, pada Rabu (13/4/2022).
Bagaimana Cara es di kutub bulan ini tetap utuh?
Pada acara konferensi ilmu pengetahuan yang di presentasikan pada Lunar and Planetary Science Conference beberapa bulan lalu, para peneliti dari university of Arizona membagikan peta anomali magnetik pada bulan. Wilayah permukaan bulan mengandung medan magnet yang sangat kuat tersebar di area kutub selatan bulan. Anomali Magnetik sendiri pertama kali ditemukan pasa saat menjalankan misi Apollo 15 dan Apollo 16 di tahun 1970-an, yang dipercaya oleh para ilmuan sebagai sisa-sisa perisai magnetik kuno di bulan, yang mungkin saja telah hilang miliaran tahun lalu.
Anomali Magnetik
Anomali magnetik ini yang tumpang tindih di bagian kawah-kawah bulan di kutub selatan dan utara meninggalkan es purba yang sangat kuat. Kemungkinan besar anomali magnetik inilah yang melindungi es-es tersebut dari panasnya angin matahari dan membuat es tidak mencair walau di lalui oleh angin matahari
“Anomali (magnetik yang melindungi kutub es Bulan) ini dapat membelokkan angin matahari. Kami pikir (ini) bisa sangat signifikan dalam melindungi daerah yang dibayangi secara permanen,” tutur seorang ilmuwan planet di University of Arizona Lon Hood.
Dalam riset tersebut, penulis mencampurkan 12 peta regional kutub selatan bulan, yang awal mulanya direkam oleh pesawat ruang angkasa Kaguya Jepang, yang mengorbit bulan dari 2007 sampai 2009. Ini tercantum magnetometer yang sanggup mengetahui kantong magnet di segala permukaan bulan. Dengan peta komposit, para periset memandang kalau anomali magnetik tumpang tindih dengan paling tidak 2 kawah yang dibayangi secara permanen, ialah kawah Shoemaker serta Sverdrup, di kutub selatan bulan.
Sedangkan itu, anomali ini cuma sebagian kecil dari kekuatan medan magnet bumi. Anomali tersebut masih dapat secara signifikan membelokkan bombardir ion angin matahari. Itu dapat jadi kunci es air yang tahan lama di bulan. Bagi suatu makalah tahun 2014 yang ditulis oleh Hood dalam Encyclopedia of Lunar Science, tidak terdapat yang tentu dari mana anomali magnetik bulan berasal. Satu teori, kalau mereka berasal dari dekat 4 miliyar tahun, kala bulan masih mempunyai medan magnetnya sendiri.
Misi Artemis Mendaratkan Orang ke Bulan
Pada masa ini ketika asteroid besar yang kaya dengan kandungan zat besi ini menabrak bulan, kemungkinan telah menciptakan permukaan kawah yang perlahan menjadi dingin dan menjadi es pada masa ratusan ribu tahun yang kemudian menjadi magnet atau es secara permanen dalam prosesnya oleh medan magnet bulan. Proyek mendatang atau misi ke bulan di masa yang akan datang kemungkinan akan dapat menjelaskan fenomena bagaimana pembentukan es dibagian kutub selatan bulan ini. Misi yang diberi nama Artemis ini akan mengusung misi untuk menurunkan Astronot ke Bulan untuk pertama kalinya sejak tahun 1972 yang dilakukan oleh astronot Neil Armstrong. Misi Artemis mempunyai misi untuk mendaratkan astronot dan membangun pangkalan penelitian secara permanen di bulan dengan tujuan untuk mempelajari endapan es di bulan dan mengungkapkan tentang bagaimana proses terjadinya dan mengapa es tersebut bisa tahan lama dan tidak mencair selama ratusan tahun.
Rekomendasi:
- Robot Luar Angkasa NASA Gunakan Senjata Dari Bumi Robot Luar Angkasa yang Didanai NASA Ini Akan Menggunakan Senjata yang Dioperasikan Dari Bumi Untuk Menangkap Objek di Orbit. PickNik Robotics baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka memenangkan dua kontrak:…
- NASA Perbaiki Glitch Voyager-1 pada Modul AACS NASA Perbaiki Glitch Voyager-1 pada Modul AACS, Pesawat Antariksa Mengirim Sinyal Yang Berantakan Sebelumnya. Artikel asli oleh: Isaiah Richard Tekno Kediri - Voyager 1 adalah salah satu pesawat ruang angkasa…
- NASA Ikut Bergabung Dalam Meneliti UFO Tekno Kediri - NASA semakin serius tentang UFO - atau setidaknya menjelajahi topik dengan pikiran terbuka. Badan antariksa AS telah mengumumkan akan meluncurkan studi independen tentang apa yang disebutnya fenomena…
- Kemungkinan Tabrakan Dua Lubang Hitam Supermasif Meningkat Para astronom Meningkatkan Tabrakan 'Segera' Dua Lubang Hitam Supermasif Dengan Massa Gabungan 200 Juta Matahari! Bayangkan betapa dahsyatnya peristiwa kosmik yang menyaksikan tabrakan dua lubang hitam supermasif. Artikel asli…
- Boeing CST 100 Tanpa Awak Uji Coba Pertama Ke… Uji Coba Perdana Boeing CST 100 Tanpa Awak Pada Jumat malam, pesawat ruang angkasa Boeing CST-100 Starliner berhasil merapat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai bagian dari uji penerbangan tak…
- Tujuh Eksperimen Luar Angkasa Ini Seperti Tiada Guna Tekno Kediri - Tujuh eksperimen di luar angkasa yang tampaknya tidak berarti. Ilmuwan seperti NASA telah melakukan serangkaian eksperimen di luar angkasa. Namun, beberapa bertekad untuk tidak berguna. Ternyata…
- Sampah Pesawat Ruang Angkasa Ternyata Mematikan Tekno Kediri - Sampah Pesawat Ruang Angkasa bisa memiliki konsekuensi mematikan kecuali pemerintah bertindak, Masuknya kembali tahap-tahap roket yang ditinggalkan di orbit dari peluncuran luar angkasa memiliki kemungkinan enam…
- Artemis 1 Misi NASA ke Bulan Lepas Landas Malam Ini Artemis 1, misi pertama NASA ke Bulan sejak Apollo, akan lepas landas malam ini Artikel asli oleh : Genelle Weule Tekno Kediri - Kembalinya NASA yang telah lama ditunggu-tunggu ke…
- Bagaimana Ceres Mendukung Aktivitas Geologi yang Tak Terduga Tekno Kediri - Scott King, seorang ahli geosains di Virginia Tech School of Science, mengatakan pandangan kami tentang Ceres telah lama ambigu. Sebuah planet kerdil dan benda terbesar yang…
- NASA Space X Luncurkan Penelitian Ilmu Iklim Untuk… Tekno Kediri - Sebuah pesawat ruang angkasa SpaceX Dragon yang membawa lebih dari 5.800 pon percobaan sains, persediaan kru, dan kargo lainnya sedang dalam perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional…
- Tempat Terdingin Di Luar Angkasa Telah Ditemukan Terungkap !! Tempat terdingin di luar angkasa. Luar Angkasa adalah tempat yang memiliki suhu yang luar biasa dingin, dimana suhu di luar angkasa itu bisa mencapai min 270,45 derajat celcius.…
- Ruang Angkasa Kehabisan Ruang dan Bisa Mengakibatkan Perang Sebanyak 100 misi ke Bulan diperkirakan akan diluncurkan selama dekade berikutnya, yang mengarah ke potensi konflik antara negara adidaya untuk memperebutkan perbatasan baru. Ruang Angkasa Kehabisan Ruang dan mungkin…
- Bumi Berputar Lebih Cepat ? Satu Hari Kurang Dari 24… Tekno Kediri - Rasakan hari-hari berlalu begitu saja? Ternyata ini bukan sekedar metafora. Para ilmuwan dari Laboratorium Nasional Inggris telah mengungkapkan hari terpendek di bumi. Menurut laporan Popular Mechanics, pada…
- Tinggalkan ISS Kepala Ruang Angkasa Rusia Mundur Rusia "sangat mungkin" untuk tetap terlibat dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga 2028, kata pejabat tinggi ruang angkasa negara itu, menyusul keputusan sebelumnya untuk meninggalkan stasiun "setelah 2024."…
- Puting Beliung Rancaekek Fenomena Langka Yang Bisa Berulang Puting Beliung Rancaekek Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengamati kehadiran angin puting beliung yang mirip dengan badai tornado yang melanda Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, serta sejumlah wilayah…
- Matahari Tua Itu Kehabisan Hidrogen Dan Akan Segera Mati Tekno Kediri - Menurut data yang dirilis oleh Badan Antariksa Eropa, pesawat ruang angkasa Gaia memperkirakan usia matahari adalah 4,57 miliar tahun. Gaia adalah observatorium ruang angkasa dari Badan…
- Perjanjian Artemis NASA Kerjasama US dan Prancis Objective Moon : Apa Perjanjian Artemis NASA yang Baru Ditandatangani oleh Prancis ? Prancis bergabung Selasa ini program eksplorasi bulan didorong oleh Amerika Serikat, dengan menandatangani "Perjanjian Artemis" - NASA.…
- Meteor Menabrak Mars Membuat Kawah Yang Besar Pesawat ruang angkasa Mars merekam serangan meteor yang membuat kawah selebar ratusan kaki. Dua pesawat ruang angkasa NASA di Mars - satu di permukaan dan yang lainnya di orbit…
- Ilmuwan Rancang Pesawat Untuk Terbang Di Atas Mars Tekno Kediri - Peneliti Kembangkan Pesawat Layar yang Dirancang untuk Terbang di Atas Mars, Peneliti Amerika telah mengembangkan pesawat layar ringan yang dirancang untuk terbang di atas Mars dan…
- Kejadian Langka, 5 Planet Sejajar Mangambil Alih… Ada lima planet yang sejajar pada bulan ini Jangan lupa untuk melihat akhir pekan ini untuk melihat awal dari penyelarasan lima planet yang langka menghiasi langit malam. Dimulai pada dini hari…
- NASA Kirim iPad ke Bulan Untuk Melakukan Uji Coba Ini Tekno Kediri - NASA berencana mengirim iPad ke bulan untuk pengujian. Lebih dari sekadar tablet dari Apple, ini didukung oleh sistem suara Alexa. Rencananya, NASA akan meluncurkan mega roket untuk…
- Setelah 45 tahun, warisan 5 miliar tahun dari wahana… Tekno Kediri - Pada 20 Agustus 1977, 45 tahun yang lalu, sebuah pesawat luar angkasa yang luar biasa meninggalkan planet ini dalam perjalanan yang tiada duanya. Voyager 2 akan menunjukkan…
- Teleskop James Webb Menangkap Planet Ekstrasurya Baru Gambar 'Bersejarah' James Webb menunjukkan planet ekstrasurya dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teleskop menggunakan cahaya inframerah untuk mengungkapkan raksasa gas menyala yang diselimuti awan merah berdebu. Tekno Kediri…