Kebijakan Moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memicu pelemahan emas secara global. Sejak The Fed menaikkan suku bunga acuannya Maret lalu, harga emas global telah turun sebesar US$295,54 per troy ounce, atau 15,3%. Menghitung dengan nilai tukar Rupiah Rp 15.645/US$1, emas turun Rp 4,62 juta per troy ounce. Penurunan emas sebesar Rp 4,62 juta ton itu dihitung dengan menghitung harga emas dari sebelum kenaikan suku bunga acuan pada Maret tahun lalu hingga pagi ini.
Pada 16 Maret 2022, atau sehari sebelum pengumuman kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps, harga emas diperdagangkan pada US$1.927,93 per troy ounce. Kenaikan suku bunga pertama di bulan Maret sejak 2018.
Ini berarti ada penurunan harga emas sebesar US$295,54 antara sebelum kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga saat ini. Melemahnya emas hari ini juga memperbesar tren negatif emas. Pada perdagangan Rabu (11/2/2022), harga emas juga turun 0,77% menjadi US$1.634,89 per troy ounce.
Selama seminggu, harga emas turun 1,8% dari poin ke poin. Harga emas juga turun 3,9% dalam satu bulan, namun turun 7,7% pada 2018.
Kebijakan agresif The Fed, yang terus berlanjut sejak Maret tahun ini, bahkan telah memudarkan kisah cerah emas di bulan Maret. Seperti yang Anda ketahui, setelah perang antara Rusia dan Ukraina, harga emas meroket. Harga logam mulia mencapai US$2.052,41 per troy ounce pada 8 Maret 2022, tertinggi sejak Agustus 2020. Setelah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, The Fed menjadi semakin agresif dalam menaikkan suku bunga untuk meredakan lonjakan inflasi.
Secara keseluruhan, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 375 bps sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%. Level ini merupakan yang tertinggi sejak 2008 atau dalam 14 tahun terakhir.
Peraturan agresif The Fed, yang tetap bersambung semenjak Maret tahun ini, bahkan juga sudah memudarkan cerita ceria emas pada bulan Maret. Sama seperti yang Anda kenali, sesudah perang di antara Rusia dan Ukraina, harga emas melesat. Harga logam mulia capai US$2.052,41 per troy ounce pada 8 Maret 2022, paling tinggi semenjak Agustus 2020. Sesudah meningkatkan suku bunga sejumlah 25 pangkalan point, The Fed jadi makin agresif dalam meningkatkan suku bunga untuk menurunkan kenaikan inflasi.