Jam yang rawan buat Anda mengemudi
Mengemudi mobil memang terlihat menyenangkan dan tidak terlihat capek, padahal sama seperti mengemudi sepeda motor, hal ini juga bisa membuat badan merasa lelah dan kecapekan, terutama sekali yang paling mencolok adalah timbulnya rasa kantuk yang tinggi. Terlebih lagi pada masa atau saat puasa seperti di bulan ramadhan. Ketika berpuasa energi berkurang banyak daripada hari-hari biasa saat tidak puasa, sehingga hal ini membuat badan sangat lebih cepat kelelahan pada tubuh dan otak. Apalagi ketika kita mengemudi tidak seperti biasanya, seperti melakukan perjalanan jarak jauh mudik lebaran yang diperkirakan akan mencapai 85 juta pemudik. Bila kondisi badan sudah terlalu lelah dan mengantuk, konsentrasi dan reflek akan menurun drastis sehingga bisa mengakibatkan kecelakaan yang fatal, bila tidak melakukan istirahat.
“Sehingga, pengemudi perlu mengetahui waktu yang tepat untuk istirahat agar mampu terhindar dari jam-jam rawan,” kata Training Director Global Defensive Driving Consulting (GDDC) Aan Gandhi dalam webinar, di hari Sabtu (23/4/2022).
Menurut Aan seperti yang di kutip dari National Institute of Health, jam biologis manusia yang siklus aktifitasnya normal yaitu pagi siang aktivitas dan malam hari istirahat, biasanya dimulai dari jam 07.00 pagi hingga mulai terasa capek mulai pukul 13.00 siang. Biasanya jam 13.00 siang adalah puncak kelelahan tubuh manusia normal setelah melakukan aktivitas sepanjang hari dari mulai pukul 7 pagi hingga 12 siang.
“Memasuki jam satu sampai tiga siang (13.00 PM – 15.00 PM), grafiknya turun secara drastis. Ini sampai kurang lebih 16.30 PM. Aneh tapi nyata, setelah itu grafik tubuh manusia naik lagi sampai jam sembilan malam,” lanjut dia.
“Setelah itu turun lagi, muter terus. Jadi yang perlu diantisipasi pada jam biologis tubuh manusia ini ialah pukul 12.00 PM – 15.00 PM atau siang hari. Ini adalah saat-saat yang genting karena biologis manusia sedang turun,” ujar Aan lagi.
Istirahat penting untuk menjaga konsentrasi saat mengemudi mobil
Untuk mengantisipasi akibat yang fatal, Aan mengatakan bahwa sekurangnya pengemudi maksimal berkendara selama delapan jam, dimana tiap dua jam berhenti sejenak sekitar 15-20 menit untuk melepas penat. Hal ini akan membantu tubuh kembali segar dan meningkatkan konsentrasi untuk melanjutkan perjalanan. Lalu apabila perjalanan lebih dari 8 jam, ada baiknya menginap di salah satu kota terdekat setelah melakukan perjalanan 7-8 jam perjalanan. Dengan beristirahat semalam, dan melanjutkan keesokan harinya, pasti tubuh lebih segar dan siap mengemudi lagi dengan prima.
Selain itu hal ini juga baik untuk kendaraan kita, dimana bisa menge-chek BBM dan tekanan udara pada roda. Kondisi kendaraan yang sudah di istirahatkan juga akan lebih nyaman ketika mengemudi keesokan harinya, dan mobilnya lebih prima.
“Kita juga kan sedang berpuasa, jadi cepat letih. Istirahat saja 15-30 menit setelah mengemudi selama dua jam,” kata Aan.
“Kemudian kita berkendara dua jam lagi, tapi istirahatnya tidak secepat tadi tetapi satu jam agar bisa recovery tubuhnya. Begitu terus skemanya sampai maksimum berkendara delapan jam (4x istirahat),” ucap dia lagi.
Ada baiknya setiap terasa lelah memang kita harus berhenti mengemudi, karena kalau dipaksakan tubuh kita akan lambat dalam merespon kondisi yang terjadi di jalanan, sehingga hal ini bisa mengakibatkan kecelakaan karena reflek berkurang, mengantuk, dan kelelahan yang luar biasa.